Perilaku konsumen
adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Terdapat tiga pendekatan
utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan
interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal
yang mendasarinya. Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari
pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial
serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan
metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Pendekatan
ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan
menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut
Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan
dan pola konsumsi yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis. Ketiga
pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan
analisis yang berbeda.
*Faktor-Faktor
Yang
Memengaruhi**
*Terdapat 4 faktor
internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
1.
Motivasi
2.
Persepsi
3.
Pembentukan sikap
4.
Integrasi*
**Perilaku Konsumen
Sebagai Disiplin Ilmu Pengetahuan Akademis Dan Ilmu Pengetahuan
Terapan*
Studi perilaku konsumen sebagai disiplin
ilmu pemasaran yang terpisah dimulai ketika para pemasar menyadari bahwa para
konsumen tidak selalu bertindak atau memberikan reaksi seperti yang dikemukakan
oleh teori pemasaran. Walaupun pendekatan “saya juga” kadang-kadang merupakan
mode, banyak konsumen menolak untuk memakai produk yang sama dengan yang
dipakai oleh orang lainnya. Sebaliknya, mereka lebih menyukai produk terbedakan
yang mereka rasa mencerminkan kebutuhan khusus, kepribadian, dan gaya hidup
mereka. Bahkan dalam berbagai pasar industri, dimana kebutuhan akan barang dan
jasa selalu lebih homogen daripada di pasar-pasar konsumen, para pembeli
memperlihatkan atau menunjukkan preferensi (kelebih-sukaan) yang beragam dan
perilaku pembeli yang kurang dapat
diramalkan.
Faktor-faktor lain
yang menyumbang ke berkembangnya minat terhadap perilaku konsumen adalah
tingkat percepatan pengembangan produk baru, pergerakan konsumen, kepedulian
terhadap kebijakan publik, kepedulian terhadap lingkungan, dan pembukaan
pasar-pasar nasional di seluruh dunia.
*Konsep Pemasaran*
Bidang perilaku
konsumen berakar pada strategi pemasaran yang berkembang pada akhir tahun
1950-an, ketika sejumlah pemasar mulai menyadari bahwa mereka akan dapat
menjual lebih banyak barang dengan lebih mudah, jika mereka hanya memproduksi
barang-barang yang telah mereka kenali akan dibeli oleh para konsumen. Sebagai
ganti dari usaha membujuk konsumen untuk membeli apa yang sudah diproduksinya,
perusahaan yang berorientasi kepada pemasaran menemukan bahwa akan jauh lebih
mudah memproduksi hanya produk-produk yang telah mereka pastikan terlebih dulu
melalui riset, bahwa produk tersebut dibutuhkan konsumen. Kebutuhan dan
keinginan para konsumen menjadi fokus perusahaan yang utama. Filsafat pemasaran
yang berorientasi ke konsumen kini dikenal sebagai konsep pemasaran.
*Ruang Lingkup Perilaku
Konsumen*
Studi perilaku
konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan
sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli
barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang
mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka
membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka
menggunakannya. Ambillah contoh produk yang sederhana seperti mesin fax
pribadi. Para peneliti konsumen ingin mengetahui konsumen mana yang membeli
mesin fax untuk digunakan di rumah.
*Perilaku konsumen
Berakar Pada Lintas Disiplin Ilmu Pengetahuan*.
Perilaku konsumen
merupakan studi yang relatif baru pada pertengahan sampai akhir tahun 1960-an.
Karena Ilmu ini tidak mempunyai sejarah atau badan risetnya sendiri, para pakar
teori pemasaran banyak sekali meminjam berbagai konsep yang dikembangkan di
berbagai disiplin ilmu pengetahuan lain, psikologi sosial, sosiologi, psikologi
sosial, antropologi dan ilmu ekonomi dalam rangka membentuk dasar disiplin ilmu
pemasaran yang baru ini. Kebanyakan teori awal mengenai perilaku konsumen
didasarkan pada teori ekonomi dengan pendapat bahwa individu bertindak secara
rasional untuk memaksimumkan keuntungan (kepuasan) mereka dalam membeli barang
dan jasa. Penelitian belakangan ini menemukan bahwa para konsumen mungkin
sekali membeli secara impulsif dan dipengaruhi tidak hanya oleh keluarga dan
teman-teman, oleh berbagai pemasangan iklan dan model peran, tetapi juga oleh
suasana hati, keadaan, dan emosi. Semua faktor ini bergabung sehingga membentuk
model perilaku konsumen yang menyeluruh dan mampuh mencerminkan aspek
pengertian dan pengetahuan (cognitif) maupun emosional dalam pengambilan
keputusan konsumen.
2. Pendekatan
Perilaku Konsumen
Pendekatan
perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :
a.
Pendekatan Kardinal atau
Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen
diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang
yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah
tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi
tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan
kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan
akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen
dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila
dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai
barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total
(total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah
kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah
barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit
dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari
pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Ø Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan
kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Ø Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya
kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang
dikonsumsi secara terus menerus.
Ø Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan
kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya
pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal
harganya melonjak.
Ø Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang
merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin
banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi
kebutuhan mereka
Total utility
adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan
barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi.
Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh
tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.b.Pendekatan
Ordinal atau Ordinal Approach Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu
barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat
urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok
barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve,
yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang
memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
Ø
Konsumen rasional artinya
konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Ø
Konsumen mempunyai pola
preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya
guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
Ø
Konsumen mempunyai sejumlah
uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi
kebutuhannya.
Ø
Konsumen selalu berusaha
mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin
walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
Ø
Konsumen konsisten, artinya
bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak
berlaku sebaliknya
Ø
Berlaku hukum transitif,
artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A
lebih disukai daripada C. Persaman dan perbedaan:Persamaan Kardinal dan
Ordinal:
Persamaan kardinal
dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi
barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu
pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
Perbedaan kardinal
dan Odinal :
Pandangan antara
besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka
atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat
dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat
analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis
ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .
3. Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah
perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan
variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan
atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.Konsep elastisitas ini digunakan
untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai
seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi
produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus
mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar
penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya
produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan
harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini
jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah
yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih
mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan
permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil
penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia
menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat
elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus
memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen
akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen,
dan seterusnya.
Besar kecilnya
kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau
indeks elastisitas.
3 konsep
elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1.
Elastisitas Harga Permintaan
(the price elasticity of demand)
2.
Elastisitas Silang (The Cross
Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
3.
Elastisitas Pendapatan (The
Income Elasticity of Demand)
KONSEP ELASTISITAS:
A. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity
of demand)
Elastisitas harga
permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan
harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada
persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan
pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik,
maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda
elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka
disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat
kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak
(absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak
elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity)
dan
3. Elastis
(elastic)
Dengan bentuk
rumus umum sebagai berikut :
Δ Q ΔP Δ Q P
Eh : atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah
elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah
barang yang diminta
P adalah harga
barang tersebut
Δ adalah delta
atau tanda perubahan.
Disamping tiga
bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga
permintaan, yaitu :
1. Permintaan yang
elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi
dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang
yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis
horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh
=ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada
tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2. Kurva
permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan
tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan
barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya
vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien
elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen
tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing
bentuk kurva elastisitas harga tersebut,
Faktor Yang
Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga
permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga.
Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap
penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah
kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa
faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau
tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah
pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang
dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu
yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan
relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan
besar bilamana :
1. terdapat banyak
barang subsitusi yang baik
2. harga relatif
tinggi
3. ada banyak
kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas
umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut
digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang
bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang
tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut
sangat dibutuhkan.
B. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of
demand)
Permintaan
konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang
tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan
komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi
mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan
dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price
Elasticity of demand)
Perubahan harga
suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka
elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari
barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan
kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap
barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya
kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang
lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya
adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan
jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari
Elastisitas silang adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——-
> 0 Substitusi
Δ Px Qx
Δ Qy Px
Es = ——- x ——-
< 0 Komplementer
Δ Py Qy
Perlu dicatat
bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau
slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada
hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
C. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of
Demand)
Suatu perubahan
(peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap
permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan
apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas
pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang
yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——–
atau Em = ——– x ——–
Q Y ΔY Q
Jika Em= 1
(Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang
yang diminta;
Jika Em>1
(Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari
pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan
naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian
pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang
terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang
yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang
diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan
dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang
diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan
barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. * Dikutip dari
berbagai sumberMaret 29, 2012
*1* Balasan
« Sebelumnya
Berikutnya »
Tinggalkan Balasan
Alamat surel Anda
tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Nama*
Surel*
0 comments
Silahkan Beri Komentar Saudara...